BlackBerry Belum Minati Pasar "Smartphone" Terbesar

KOMPAS.com - Tiongkok adalah pasar smartphone terbesar di dunia yang menyimpan banyak peluang bagi pabrikan gadget manapun, termasuk BlackBerry. Tapi untuk saat ini produsen asal Kanada tersebut masih belum berminat melakukan ekspansi ke Negeri Tirai Bambu.

Salah satu alasannya, sebagaimana diterangkan oleh CEO BlackBerry John Chen dalam wawancara dengan Reuters yang dikutip Kompas Tekno, Selasa (18/11/2014), adalah masalah keamanan data pengguna yang menjadi isu sensitif di Tiongkok. 

Menurut Chen, jika ingin melakukan ekspansi ke Tiongkok, BlackBerry kemungkinan besar harus meneken perjanjian dengan pemerintah soal penanganan data.

Pemerintah Tiongkok diketahui sering meminta data pengguna dari para pelaku TI untuk meredam gejolak sosial dan menerapkan sensor pada media digital. 

Hal tersebut akan menjadi masalah ketika pihak pemerintah meminta dari BlackBerry. Padahal, perusahaan asal Kanada tersebut selama ini dikenal sangat menjaga kerahasiaan informasi dan kerap menolak permintaan data dari otoritas setempat.

Keamanan itu pula yang dijadikan andalan oleh Chen dalam upayanya membalik peruntungan BlackBerry lewat layanan enterprise yang sangat bergantung pada sekuriti dan enkripsi.

Maka, ketimbang harus membuat kompromi soal keamanan data, untuk saat ini Chen lebih memilih untuk tidak melangkah masuk ke Tiongkok. "Saya tak mau terlibat dalam geopolitik," katanya.

Kejar yang sudah ada

Wacana ekspansi BlackBerry ke Tiongkok muncul setelah bulan lalu Chen mengatakan bahwa negeri tersebut merupakan pasar yang "terlalu besar untuk diabaikan". 

Chen telah bertemu dengan eksekutif dari Lenovo, Xiaomi, dan HTC untuk menjalin kemitraan untuk menjalin kemitraan dengan para pabrikan asal Tiongkok, tapi BlackBerry sendiri masih belum berminat melakukan ekspansi secara langsung.

"Waktu yang dibutuhkan untuk tumbuh (di Tiongkok) terlalu lama, kata Chen, sambil menambahkan bahwa pihaknya lebih memilih untuk mengejar bisnis di pasar-pasar Asia lain di mana BlackBerry sudah menjejakkan kakinya selama ini, seperti Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

"Kalaupun saya punya waktu dan uangnya, mungkin saya akan memperoleh return yang lebih tinggi dengan mengembangkan pasar-pasar yang sudah ada seperti India, Asia Selatan, dan Asia Tenggara," pungkas Chen.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »